MUTIARA DUNIA DALAM FREKUENSI

Setahun yang lalu sekilas kulihat kau, sedang bercakap-cakap dengan teman sekamarku, kulihat keakraban dari jiwa ke jiwa, datar, penuh pemahaman yang dalam, tanpa ragu mengalir mutiara-mutiara dari perkataanmu, tapi tak pernah terpikirkan dalam benakku untuk mengenalmu sedikitpun. Hari-hariku masih seperti biasa, baik-baik saja, tak ada gangguan apapun, dan selalu melewatimu tanpa menyapa, ataupun memberi salam, walau kutahu kau adalah teman baik dari teman sekamarku, dan sering aku mendengar perkataan yang bijak keluar dari kata-katamu, tetap!!! tak akan pernah kuhiraukan kau, walau suaramu lebih keras dari petir yang menyambar aku tak akan berpaling menoleh kepadamu, tak akan pernah!!!

Lalu…. Kuputuskan untuk meninggalkanmu, mengubur dalam-dalam ingatanku tentangmu, andai kata kau adalah tanaman yang tengah berakar didalam ingatanku, akan kucabut kau sampai tidak ada lagi jejak-jejak yang tersisa sedikitpun darimu. Setengah tahun telah berlalu, dan tak pernah lagi kudengar sayup-sayup suaramu, apalagi mutiara-mutiara yang sering kau berikan pada mereka…. Orang-orang yang beriman. Tetapi…. Ketika kulihat lagi ke belakang, kedepan, kekiri, dan kekanan, ternyata aku telah jauh meninggalkan jalan yang lurus, aku selalu berbelok…. memaksakan diriku untuk menaklukan dinding yang kutahu ku tak akan bisa melewatinya, tetapi selalu kucoba dan kucoba, sampai pada suatu hari dimana Dia memberikan pilihan pada duniaku yang dipenuhi dengan sandiwara. Dia membangunkanku dari mimpi-mimpi indah yang dipenuhi kesesatan, dan Dia menuntunku untuk keluar dari penyakit-penyakit yang diderita olehku semenjak bertahun-tahun yang lalu, yang telah bersarang dan berkembang biak didalam rongga dada ini. Aku terjebak dalam labirint-labirint yang tak kutahu kearah mana aku harus melangkah tuk menemukan cahaya yang hangat, yaitu cahaya iman yang terang benderang, yang mampu menuntunku disetiap gelapnya jiwa yang tersesat. Dan tanpa kusadari…. Jiwa ini kotor, usang, hitam, di penuhi lumpur-lumpur dosa yang menggumpal. Tetapi Dia…. Tidak pernah mengeluh atas sikapku yang selalu menghianatinya, selalu memperhatikanku walau aku selalu bersikap tak acuh kepadanya, selalu memenuhi kebutuhanku, dan selalu menasehatiku, serta menolongku saat aku tersungkur dalam gelapnya dunia.

Kini telah kuputuskan untuk menjadi temanmu dan selalu berusaha untuk menjadi sahabatmu, tetapi kurasa kau kini menjauh, mungkin semua itu akibat dari perbuatanku yang melampaui batas, tolong maafkan aku…. Maafkanlah segala dosa-dosaku yang tak terhitung, andai aku diperbolehkan meninggal untuk menghapuskan dosa-dosaku, akan kupenuhi syarat itu, karena kutahu syurgamu lebih kekal dari dunia ini. Sejak dahulu mungkin aku melupakanmu, tapi kini aku akan selalu ada untukmu, selalu mengharapkan keridhaanmu, dan mudah-mudahan aku termasuk orang-orang yang pandai bersyukur. Kau memang maha pengampun dan penyayang, kau telah memberikan hidayah kepadaku, terimakasih wahai pemilik jiwaku, segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam. Pertolonganmu tak akan pernah bisa aku balas walau darah yang kupunya kuhabiskan sampai kering untuk ku persembahkan untukmu, semua itu tidak ada gunanya,percuma saja.… aku tak akan pernah bisa membalasmu wahai rabbku.

Disaat aku sedang sendiri, sibuk dengan urusanku, dan sering kurasakan tak bermanfaatnya usaha-usahaku tuk mengecap manisnya dunia, lalu kau hadirkan sesosok jiwa yang akan memberi nasehat, sebagai pengokoh tiang imanku agar tak mudah dihancurkan oleh syaitan yang sering membisikkanku untuk menyeru ke dalam kesesatan, dan kata-kata bijak yang akan senantiasa dilantunkan oleh sosok jiwa yang dipenuhi dengan kalimat-kalimatmu yang dapat menentramkan hati dan pikiran yang sedang kacau balau, agar aku dapat menjalani hidup ini dengan ikhlas melalui sesosok jiwa yang dulu pernah kukenal setengah tahun yang lalu, Iya…. Dia adalah teman dari teman sekamarku, yang dulu tak pernah kuhiraukan. Wahai dunia yang fana, perkenalkan…. ini adalah teman baruku bernama fajri, fajri kini tinggal satu kamar denganku, dalam hari-hariku yang penuh semangat, fajri banyak memberi pelajaran yang bermakna padaku, dari fajri… aku dapat lebih mengetahui sejarah mengenai islam, fajri memberiku makna tentang kehidupan, tentang sunah-sunah Rosulullah Salallahu alaihi wasalam, tentang rukun iman dan islam, tentang pelajaran-pelajaran dari perjuangan para sahabat. Fajri mempunyai banyak teman, teman-teman fajri berasal dari orang-orang baik, contohnya para kyai yang sering memberi nasehat-nasehat tentang kehidupan. fajri rajin membaca alquran, mengumandangkan adzan, bahkan dia paham mengenai hadits, fajri selalu berdzikir, ketika dia berdzikir kadang aku ingat masa-masa kelamku dan sering kuteteskan air mataku saat nikmat yang kurasakan tengah menyelimuti rasa yang tak tertahan akibat nikmat yang selalu kuterima dari sang maha pencipta, ya Allah mudah-mudahan aku memanfaatkan waktu yang telah engkau berikan, tak akan ku sia-siakan kesempatan ini. Dan juga setiap malam fajri memberikan sebuah renungan yang dapat menggetarkan perasaanku.

Tanpa kusadari kini aku telah akrab dengan fajri, sering bercakap-cakap dengannya memahi tentang kehidupan menggunakan bahasa jiwa yang mendalam. Aku sering bercakap-cakap dengan fajri saat aku sedang mengerjakan tugas dan saat belajar, karena fajri yang sering menjadi penghayatan dan pemahamanku saat belajar. Yang aku suka dari fajri adalah mutiara-mutiara yang dia lantunkan ketika aku merasa lelah melewati hari-hariku, mutiara-mutiara itu yang kini membakar jiwaku, terima kasih Ya Robbi…. engkau telah memperkenalkanku dengan fajri.

Tinggalkan komentar